Masa-masa sekolah adalah masa-masa yang paling indah dalam perjalanan hidup semua orang, khususnya saat SMP ( bukan sudah makan pingsan, tapi Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas, bukan sudah minum aki), hampir semua orang mengiyakan hal tersebut, baik kisah pertemanan, percintaan,dan soal keunikan guru mereka. Yang saya akan ceritakan kali ini bukan tentang pertemanan dan percintaan, melainkan tentang betapa uniknya guru-guruku semenjak aku SMP maupun SMA. Keunikan itu bukan hanya saat mengajar didalam kelas tapi perilaku diluar kelasnya. Dan tidak semua guru yang menurutku berperilaku aneh dan unik ini. Kamu juga tahu kan tidak semua manusia diciptakan secara waras, ada aja yang gila!.hehe.
Guru yang pertama aku ceritakan ini adalah…..coba tebak siapa? Mungkin kalian yang baca ada yang tahu?hehe canda deng. Guru yang pertama aku ceritakan adalah Pa Maman atau Mr Maman, guru Geografi ku saat duduk di kelas tiga SMP, beliau ini adalah salah satu guru favoritku. Mr Maman mempunyai Julukan RAMBO, bukan karna wajah atau tubuhnya mirip Rambo, tapi karna seluruh rambutnya dipenuhi oleh uban , jadi Rambo itu kepanjangan dari RAmbut BOdas (rambut putih).
Perangainya amat keras dan tegas di kelas ( sebenarnya wataknya baik). Salah satu tindakan menunjukan dia keras, bisa teruji apabila saat dia akan memulai kegiatan belajar mengajar. Pa Maman ini tidak langsung memulai pengajaran tapi beliau pertama tama akan mengintogerasi semua muridnya, beliau akan bertanya kepada satu persatu muridnya, yang ia tanyakan seputar pelajaran yang sudah ia terangkan minggu kemarin. Dan kebetulan pada saat itu dia bertanya tentang ibukota Negara-negara di asia, kalau bila ada yang salah menjawab maka siap siap dia harus menerima hukuman dari sang RAMBO, dan hukuman pada hari itu adalah,
Pa Maman berdiri lalu berjalan kearah Bor, lalu mengambil kapur(pada saat saya SMP belum ada bor putih yang memakai spidol, entah sekarang) lalu kapur itu diacungkan kepada kami “hey anak-anak sekarang bapak akan menanyai kalian tentang ibu kota Negara Asia yang minggu kemarin kalian pelajari”, “dan seperti biasa apabila kalian ada yang tidak bisa menjawabnya akan ada hukumannya”, “dan sekarang hukumannya adalah…..enk…ink…enk” sambil kembali mengacungkan kapur. “ini dia hukumannya”, semua murid melongo seperti dijidatnya ada gambar tanda Tanya. Kemudian Pa Maman meneruskan pembicaraannya, “bila kalian ada yang salah kalian akan kena ini” lalu pa maman mencurat-coret bor dengan kapur, sehingga di salah satu bagiannya menjadi putihh. “kepala kalian akan bapak pegang dan bapak gesek-gesekan jidat kalian ke bor” “maka jidat kalian akan putih, dan kalian para wanita tak perlu memakai bedak lagi” “dan kalian dilarang menghapusnya sebelum adzan dzuhur berkumandang okeh!” pada saat itu pak maman mengajar pada jam kedua sekitar jam 08.30 dan kebetulan kita pulang pukul 13.20.
“ockeh pak” semua murid menjawab dengan ketakutan, degdegan, ada yang grogi,lemas, dan ada juga yang biasa-biasa, kalau untuk yang biasa-biasa mungkin dirinya adalah orang-orang yang pintar, tapi gak tahulah. Kalau aku sendiri ya biasa-biasa, jadi menurutmu aku ini…ya.. pintar, hehehe.
Acara pun dimulai “yang pertama maju yang baris pertama, dan dari depan dulu” akhirnya teman pria ku yang malang itu pun kedepan.
“coba sebutkan ibukota india?” dengan tegas Pak Maman bertanya kepada temanku yang malang.
“anu pak..anu….” dia kelihatan takut dan ragu-ragu
“ANU APA” Mr RAMBO memotiong dengan tegas, hatikupun berbicara “ni anak bego amat gak tau pertanyaan yang gampang” aku berbicara dalam hati sambil tertawa pula dalam hati.
“oh iya pak! kaya merek sandal, new..newdelhi pak” temanku ketawa kegirangan.
“bagus…bagus” kulihat Pa Maman tersenyum. Hatiku kembali bicara “sialan ni anak bisa jawab juga” dan aku pun kesal dalam hati.
Satu-persatu temanku sudah banyak yang maju kedepan, banyak yang selamat, dan lebih bayak lagi yang menjadi korban kapur. Selanjutnya tibalah giliran teman sebangkuku.
“semoga tuhan memberkatimu, sob’!”aku berpesan padanya
“terima kasih perhatianmu tonk” dia membalas perhatianku, temanku yang kedepan ini namanya Sobirin’. Otaknya sedang sedang saja dibanding aku, hehehe.
“selanjutnya kamu ,sobirin?” sibapak bertanya yang gak penting. Sobirin pun mengangguk pelan.
“coba kamu sebutkan Ibukota Israel?” Pak Maman masih bertanya dengan tegas kepada sobirin. Dalam hati aku kembali bicara “menurutku Pak Maman ini hebat euy, dia sosok yang tidak pernah capek dalam memenuhi tugasnya”
Tak disangka Sobirin menjawab dengan tegas pula “tel Aviv, pak”
“hebat kamu, sob’ tak sia-sia jadi murid bapak”Pak Maman pun memuji si Sobirin.
Lagi lagi dalam hati aku berbicara “waduh si Sobirin bisa menjawab, hebat begete!”
Dan tibalah saat –saat menegangkan menghampiri padaku, deg-deg deg-deg deg-deg suara hatiku berbicara, dug-dug dug-dug dug-dug jantungku pun ikut berbicara, preeeet brek breeeek pantat dan perutku berbicara pula.
“ayo Fahmi kamu kedepan, sekarang ggiliranmu dodol” “malah bengong” Pa Maman menambah bebanku dengan menyebut dodol
Aku pun kedepan. “ Fahmi coba kamu sebutkan ibukota Pakistan?” masih dengan tegas Pa RAMBO mamberikan pertanyaan padaku.
“Istambul, pak” dengan tegas, Pede, dan sombong aku menjawab.
Pa Maman pun tersenyum, “Fahmi….fahmi..”
Aku pun ikut tersenyum dengan bangga.
Lalu akupun dikejutkan dengan tangan Pa Maman yang kemudian mengejutkanku dan di gesek-gesek lah jidatku pada bor. Dalam hati sedalam-dalamnya hati aku berbicara lagi dengan syahdu. “waduh sial begete nasib ku sekarang” “tapi perasaan bener deh jawabannya”
Setelah aku selesai di gesek-gesek akupun melakukan protes keras, seperti protes pemain PERSIB saat di kartu kuning. “Pak perasaan aku mejnjawab dengan benar”
Karna aku memprotes akhirnya aku kena kartu kuning lagi “ ini anak malah memprotes”
Lalu dia menggerakan tangannya menuju kepalaku lagi, tapi sekarang aku berkelit. “iya pak, aku yang salah mendingan aku saja sendiri yang gesek-gesek kepalaku ini” lalu akupun menggesek-gesakan jidat ini sendiri, dan semua teman sekelas pun riuh bertepuk tangan dan menertawakan diriku.
Akhirnya aku duduk setelah menjalani shock terapy dan aku lihat ada tujuh temanku lagi yang belum di interogasi, mereka akhirnya satu persatu maju kedepan sampai tak tersisa. Dan yang paling mengejutkan ketujuh temanku itu di tanyai tentang negara yang sama yaitu Pakistan, dan yang paling mengejutkan lagi tak satupun dari ketujuh temanku itu yang bisa menjawabnya, dan tentunya mereka juga jadi korban Mr RAMBO, hatikupun bersuara lagi “hahahaha rasain luh, pada salah semua, jadi diriku tidak terlalu malu, hahaha!”
Setalah teman-teman ku habis ditanyai pak maman pun memberikan jawaban dari pertanyaan terakhirnya yang tidak bisa dijawab oleh delapan muridnya, tentu saja dengan cara memberikan kesempatan kepada temanku yang lainnya. “hey anak-anak siapa diantara kalian yang mengetahui jawaban dari ibukota Negara Pakistan?” kelas pun hening sejenak, tak ada yang mengacung dan tak ada yang menjawab, hatikupun akhirnya senang karna ternyata semua temanku tidak tahu Ibukota Pakistan, jadi aku benar benar tidak harus malu karna pertanyaan yang aku jawab tadi salah.
Pak Maman sendiri yang kemudian menjawab. “ waduh kalian ini pada gak tahu, makanya kalau bapak menerangkan itu didengar dan dimasukan ke otak, ibukota Pakistan tuh Islamabad!” “penduduk Pakistan itu kan mayoritas islam, jadi supaya gampang menghapalnya tinggal inget-inget agama kita yaitu Islam dan ditambahi abad, jadi Islamabad””kalian ini gimana seeh”
Semua murid dikelas menjawab dan mengangguk “OOOHHH”
Pak Maman kemudian membuka buku untuk membahas materi selanjutnya, tapi sebelum dia akan membahas dia tampak tersenyum dan linglung. “anak-anak maaf ya! Apa lagi sama si Fahmi dan Ketujuh orang yang terakhir bapak tanya””pertanyaan yang terakhir itu tentang ibukota Pakistan harusnya dibahas sekarang” “memang bapak udah ngebahasnya ya?”
Serentak semua murid menjawab kecuali aku, “belum Paaaaaaaaak”
“Kalau gitu maafin bapak ya? Maklum dah tua” semua teman mengangguk, kecuali aku yang heran dan kembali berbicara tentunya bukan kepada hati lagi tapi kepada ketujuh teman yang lainnya.”luh pada bego banget sih napa tadi gak bilang aja ke Pa Rambo kalo pertanyaanya tadi belum diterangin!”
Salah seorang teman menjawab pertanyaan ku. “berarti kamu sendiri bego donk! Butinya kamu juga tadi gak bilang bahwa pertanyaannya belum diterangin”
Aku mendadak bingung “kalo aku kan grogi”
Ketujuh teman ku membalas ucapanku “ kita juga sama dodol, grogi you Know”.
Kalian tahu bagaimana rasanya di gesek-gesek pada bor yang sudah dicoreti kapur. Tidak hanya putih jidat ini,tapi juga merah karna gesekan antara kulit dan papan bor. Apalagi aku yang dua kali digesek gesek tobat dah! Tapi asyik juga sih! Coba aja di rumah!. (hehehe)
Itulah salah satu cerita menarik dari guru geogrfi SmP ku Bapak Mr Maman RAMBO, dan masih banyak lagi cerita lucu Pak Rambo ini yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu. intinya Pa Maman ini orangnya memang tegas, suaranya menggelegar dan mukanya memang kaya pemeran antagonis dalam sinetron. Tapi sebenernya baik dan creative, buktinya dia creative karena dia selalu mengganti hukuman-hukuman kepada muridnya yang salah contohnya seperti tadi yaitu gesek-gesek jidat, dan masih banyak hukuman lagi yang ia berikan kepada sang korban yang tidak bisa menjawab pertanyaan, seperti menjewer rambut dekat telinga (godeg), menjitak pala, dan masih banyak lagi yang lainnya, dan setiap minggunya hukuman tersebut tidak lah sama terus berbeda (membuktikan bahwa dia creative )
Jangan salah Pa Maman ini tidak pernah berlebihan saat memberikan hukuman, sang korban tidak ada yang pernah sampai masuk rumah sakit atau gegar otak (hehehe canda deng). Pak maman kalau memberikan hukuman masih memakai perasaan, contohnya kalau hukumannya jitak kepala, ya memang dijitak kepalanya tapi gak keras keras amat kok Cuma kaya di pukul martil aja (hehe canda lagi), yang jelas Pak Rambo ini my Favorite Teacher karna dengan hukuman itu kami para muridnya jadi serius dalam belajar, dan pada saat ulangan nilai nya gede-gede (bukan karena nyontek, tapi karna memang paham) ini dia Pak Maman.. dan kalian tunggu cerita yang unik dari guruku yang lainnya.
PI’IT
Sekarang aku ceritakan tentang guru kesenianku saat SMA, beliau bernama bapak Saepul Anwar, mengajar Seni music dan drama, kebetulan juga hingga sekarang beliau ini menjadi pembina teater. Julukan bapak Saeful ini adalah pi’it (burung pipit) bukan karna wajahnya seperti burung pipit, tapi karna perawakannya yang seperti burung pipit ini (maaf pak...hhehe) kecil dan suka terbang kemana-mana(maksudnya saat muda dia itu liar, suka menjelajah) Guruku yang bernama pak Eful ini memang guru satu satunya yang pernah kutemui di dunia ini, dia sangat dekat sekali dengan semua muridnya, apalagi dengan anak didiknya di teater dan aku salah satu anak didiknya diteater itu.
Ada satu kejadian lucu bersama pak Pi’it ini, kalau gak salah kejadiannya hari jum’at kalau tahun, dan bulannya gak tahu, soalnya gak pernah aku catat. Kalau waktu pastinya bada’ jum’at, karena kalau ba’da jum’at sanggar teater pasti penuh dengan anggota-anggotanya, bukan karena jadwal latihan teater tapi karna ada jumsih (jum’at bersih) dan papasakan (masak memasak, yang jelas masak memasak makanan, bukan masak memasak teman) jum’at itu seperti biasa, keadaan sanggar begitu tenang dan menyenangkan, anak-anak teater salah satunya aku sedang asyik mengobrol (di teater ini system kekeluargaannya sangat tinggi) tiba-tiba ada yang berbunyi beletuk…beletuk.. disusul kemudian dengan suara auw. diatas jidat ku tertera gambar tanda Tanya, “suara apakah itu”””dan ada apakah ini?” hatiku berbicara.
Alangkah kagetnya aku setelah mangetahui semua ini, ternyata suara tersebut dibuat oleh bapak kita yang satu ini, dan aku lihat pak Eful sedang membawa baskom (wajan yang terbuat dari plastic) dan kulihat sedang memukul-mukulkan pada kepala murid-muridnya yang berjenis kelamin pria, namun hal itu bukan karena pak eful sedang marah tapi itu bukti bahwa dia memang sangat dekat dengan murid-muridnya (memang kalau dipikirkan ya aneh, jadi jangan dipikirkan saja) sekarang aku tahu suara beletuk itu timbul dari baskom yang dipukulkan pada kepala teman-temanku, dan suara auw adalah suara temanku sendiri yang terkena hantaman baskom.
“hahahahahaha, lucu baget tuh muka , baskom dan muka keliatan sama” aku berbicara dalam hati, kalau tertawa tidak didalam hati. Dan semua teman-temanku yang lain, baik itu pria maupun wanita terlihat tertawa semua, karena kejadian ini memang sangat lucu. “Beletuk…….beletuk” “auwaa’’ aku dengar ada suara itu lagi dan ternyata memang itu suaraku, aku yang menjadi korban sekarang “sial banget, aku lengah Oh my god kenapa ini harus terjadi“ hatiku mengiris kesakitan, smua-teman-temanku makin keras tertawanya. Dan anak-anak cewek yang memasakpun sudah kelihatan mulai tertawa.
yang menjadi korban selanjutnya adalah temanku yang latah namanya Igin, kulihat pak eful mengarahkan tangan kanannya yang memegang baskom kejidatnya, tapi ditepis oleh igin dan tetap masih kena hantaman cuman bukan baskom yang menghantam, tapi piring seng , ternyata si igin ini salah menerapkan strategi, dia tak tahu kalau di tangan kiri pak Eful memegang piring seng, “bring..breng”(suaranya tidak beletuk lagi karna yang menghantam palanya bukan baskom lagi, namun piring seng) “auw, pak geli” sambil dengan reflek ia menepuk-nepuk jidat pak Pi’it, maklum si igin kan terkena syndrome latah, jadi dia tak sengaja menepuk-nepuk jidat pak eful. Kontan keadaan sanggar menjadi riuh lautan tertawa, aku sendiri tertawa paling kencang sekencang mobil sport buatan Italy.”ha…ha.ha..hah”
“duh ni anak malah nepuk jidat gue” pak eful tak menyangka jidatnya ditepuk-tepuk “beletuk””beletuk”, baskom pun mendarat di jidat igin, sebagai sanksi karna telah menepuk-nepuk jidat pak eful. Aku lihat baskom itu agak sedikit retak, tapi aku tak peduli karna itu bukan baskom miliku.
Setelah itu yang menjadi korban selanjutnya adalah ogi irung, lalu terhantamlah ia “brek” semua orang yang berada disanggar kaget,kenapa suaranya berubah jadi breek, tidak beletuk padahal yang menghantam jidat ogi itu masih tetap baskom bukan benda yang lain, tak dinyana stelah semua melihat ke pada si ogi , ternyata baskom itu tobros, patah dalam nya, hinga masuk ampe pangkal atas idung si ogi, karna tekstur idungnya si ogi gede jadi si baskom tidak mampu masuk lebih dalam lagi. Lalu pak Eful pun ketawa sambil mencopot baskomnya, karna itu bahan plastic jadi kalu patah si permukaan yang patah itu aga sedikit tajam, jadinya jidat si ogi cedera atau lebih tepatnya terkelupas kulitnya.
“ maaf rung’” “kirain baskomnya gak rengat” “tapi gak apa-apalah itung-itung pegalaman” pak Pi’it meminta maaf pada Ogi, dan tentunya yang lainnya makin tertawa ampe sakit perut karna melihat kekocakan pak eful dan malangnya nasib si ogi, aku juga terbahak-bahak sekali melihatnya,dan aku lihat si Iginpun tertawa sambil di barengi dengan tarian-tarian jaipongan.
Itulah salah satu cerita lucu dari Pak Saeful Anwar ini, dan tentunya masih banyak lagi cerita yang lucu dari Pak Eful ini yang tak mungkin diceritakan satu persatu, pak eful ini adalah guru sekaligus ayah bagi murd-muridnya apalagi bagi anak-anak teater, dia sosok yang kocak, namun kalau saat mengajar dia tetap serius dan tegas, apa lagi saat mengajar drama dia tuh kiler abis. Namun dia itu satu-satunya guru bagiku yang membawa bekal kepada murid-muridnya menjadi mandiri khususnya diriku, salah satu contoh, pada saat itu sekolah sedang direnovasi, namun keadaan belakang sanggar yang mengkhawatirkan tidak ikut direnovasi oleh pihak sekolah, oleh karena itu pak eful berinisiatif menyuruh murid-muridnya salah satunya aku untuk mengambil batu bata dan semen milik sekolah pada waktu kira-kira sudah magrib (bukan nyuri loh, tapi minta namun gak bilang) “mi, ambilkan bata dan semen di depan sekolah!”kata pak eful
“oke pak” dengan tegas aku dan yang lainnya menjawab, kebetulan aku dan teman-teman yang lainnya sering menginap disanggar bila kegiatan belajar mengajar libur keesokannya.
“pak ini batu bata ama semennya!” akupun melapor pada komandan.
Lalu aku dan teman-teman yang lain pun di berikan tugas masing-masing, ada yang ngaduk semen, masang batu bata, masak, dan lain-lain (coba gak mandiri gimana kami) tapi kami melakukan semuanya dengan ikhlas, senang, dan mengambil ilmu dan manfaatnya (thanks Pa Eful, You are my best teacher)
Inilah salah satu hal yang berkesan bersama pak Saeful Pi’it Anwar pada saat masa-masa SMA, dan nantikanlah keunikan guru-guruku yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar