Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus
dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh
tidak lebih khusus daripada pernyataan ( premis ). Beberapa bentuk penalaran
induktif adalah sebagai berikut.
Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15)
penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan
kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus.
Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Generalisasi
Generalisasi
ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai
sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa
gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A
pintar-pintar.” Hal ini dapat kira simpulkan setelah beberapa data sebagai
pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh:
- Jika dipanaskan, sendok memuai
- Jika dipanaskan, garpu memuai
- Jika dipanaskan, pisau memuai
- Jadi, jika dipanaskan, besi memuai
- Jika ada air, ikan akan hidup
- Jika ada air, udang akan hidup
- Jika ada air, cumi-cumi akan hidup
- Jika ada air, hewan yang tinggal di dalam air akan hidup
Analogi
Analogi
adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai
sifat yang sama.
Contoh:
- Adi adalah lulusan fakultas ekonomi
- Adi dapat menjalankan tugasnya dengan baik
- Ali adalah lulusan akademi militer
- Oleh sebab itu, ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Hubungan Kausal
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Misalnya, bola di tusuk,
akibatnya kempes. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal
ini sering kita temukan. Jack jatuh dan ia terluka. Ia di gigit nyamuk dan akhirnya bentol. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal
ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B. di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
- Tadi pagi hujan begitu deras, sehingga mengakibatkan banjir
Akibat-Sebab
Akibat-sebab
ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi,
dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
- Anton terjatuh dari sepeda, dikarenakan ia mengemudikan sepeda dengan kecepatan tinggi
Akibat-Akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai
berikut.
- Ketika pulang ke rumah, Javier melihat kandang kelincinya pintunya terbuka. Javier langsung menyimpulkan bahwa kelincinya pasti sudah tidak ada di kandangnya.
Salah Nalar
Gagasan,
pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keluru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini disebabkan
oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cata pikirannya. Apabila kita
perhatikan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia secara cermat, kadang-kadang
kita temukan beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimat-kalimat
yang seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar. Kalau kita pilah-pilah
beberapa bentuk salah nalar itu. Kita dapat membagi salah nalar itu dalam
beberapa macam. Yaitu sebagai berikut.
Bahasan tentang paragraf induktifnya dihilangkan.
BalasHapusSudah saya hapus, paragraf induktifnya.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus